Rabu, 22 Desember 2010

Oktovianus Maniani: Bintang Masa Depan Sepak Bola Indonesia




Agaknya tidak terlalu berlebihan kalau Okto Maniani bisa disebut bintang baru sebab baru lima kali membela tim Nasional tetapi sudah mampu mencetak goal. Bahkan umpannya dari pojok kiri berhasil disambar Irfan Bachdim melengkapi gol ke-lima kemenangan Indonesia atas negeri jiran Malaysia.

Peran lelaki kelahiran 25 Oktober 1990 ini tak berhenti sampai di situ saja, di laga melawan Laos dia mampu menambah gol ke-enam Indonesia dengan aksi individunya yang nyaris sempurna. Tak heran kalau banyak pemerhati sepakbola menyebutnya sebagai The Rising Star.

“Saya menilai skill individunya semakin berkembang saat merumput di luar klub-klub Papua,” ujar Johanes Songgonao pelatih kepala Akademi Sepakbola Emsyk kepada GOAL.com Indonesia di Jayapura Minggu (5/12).

Dikatakan bermain di klub-klub luar Papua membuat Okto harus berusaha mengeluarkan semua kelebihan skill individunya agar bisa tampil pada setiap laga.

“Kepercayaan yang diberikan pelatih akan dipertanggungjawabkan dalam setiap pertandingan,” tutur mantan pemain Pupuk Kaltim ini.

Tak heran lanjut Songgonao pelatih akan memasukannya dalam tim inti pada setiap laga.

“Jika dia masih bermain di Persipura atau di Persidafon pasti tidak berkembang dan kemungkinan jadi cadangan mati,” papar Songgonao.

Dia mampu melejit meninggalkan sesama rekan-rekannya alumni PON 2008 seperti Titus Bonay, Alan Aronggear, David Lali dan Frendy Mofu.

“Alan dan David dalam skuad Persipura jarang dipasang karena harus bersaing dengan pemain-pemain lainnya terkecuali Titus Bonay yang sering berperan sebagai pemain pengganti bersama Lukas Mandowen,” tegas Songgonao.

Bahkan mantan pelatihnya di Persipura U-18 Ferdinando Fairyo membenarkan pendapat pelatih Songgonao.

“Kemampuan Okto Maniani bisa melejit karena pada berusia 15 tahun saja bergabung dalam Persipura U18 dan Persipura U21 walau sebagai starter,” tutur Fairyo.

Bahkan sewaktu usia 14 tahun lanjut Ferdinando Fairyo, dia sudah ikut membela timnas.

“Jadi kalau dia bisa seperti sekarang ini, sudah sesuai dengan rencana yang signifikan dan terproses,” papar Fairyo.

Ditambahkan saat dia memperkuat PON Papua 2008 usianya baru 18 tahun. Walau diakui saat itu sulit sekali pemain muda Persipura U-21 masuk ke skuad Persipura hingga beberapa pemain berbakat harus hijrah keluar termasuk Okto dan juga Titus Bonay.

Berbeda dengan sekarang ini lanjut mantan asisten pelatih PON Palembang itu, pihak menejemen Persipura sudah mulai membuka ruang bagi pemain-pemain muda.

Apa yang diungkapkan kedua pelatih mungkin ada benarnya sebab sebelumnya Okto Maniani sempat memperkuat Persidafon saat masih dibesut Fredy Mulli. Belakangan dia mangkir dari latihan hingga akhirnya dipecat. Beruntung dia bisa bermain memperkuat Persitara Jakarta Utara di Superliga.

Sayangnya si Pitung Persitara terdegradasi dan Okto berniat kembali membela skuad kebanggaannya Persipura namun tak ada jawaban pasti. Pihak manajemen hanya menyarankan dia keluar mencari pengalaman di klub-klub luar Papua dan Ivan Kolev melihat kemampuan skill individu pemain mungil ini dan terpilih masuk dalam skuad inti Sriwijaya FC, padahal dia sempat ikut seleksi di Arema Malang dan berpeluang merumput di Kanjuruhan Malang.

Bersinar bersama Sriwijaya FC membuat pelatih tim nasional Alfred Riedl kepincut dan menariknya dalam skuad Merah Putih. Perjalanannya bersama kesebelasan nasional masih panjang dan tinggal bagaimana dia menjaga kondisi tetap prima agar tetap eksis di sepakbola nasional.

Walau demikian pemain ini pernah hampir didepak gara-gara tidak disiplin. Semua modal sudah dimiliki tinggal bagaimana dia mampu menjaga kemampuan dengan latihan dan disiplin tinggi.