Kamis, 16 Oktober 2014

Teori Buku Ilustrasi


Alam Male (2007:144) menyatakan bahwa ilustrasi diproduksi pertama kali berupa selembaran,  selama paruh kedua abad ke 16. Teknik Woodcut dengan ukiran kayu mengawali produksi pertama ilustrasi yang kemudian berkembang menjadi sebuah buku pada saat mesin percetakan pertama ditemukan di Jerman. Pada awal abad ke-19 buku yang dikeluarkan pertama kali adalah buku fiksi untuk anak-anak.

Penemuan teknik cetak litografi membuat pengembangan buku ilustrasi semakin banyak dan innovatif, salah satu buku yang menjadi pelopor dengan ilustrasi dan tipografi dengan kualitas baik adalah buku dari penulis Edwar Lears pada tahun 1865 berjudul “Alice Adventures in Wonderland”. Saat pertama kali buku ini diterbitkan, Sir John Tenniel sebagai pembuat ilustrasi menjadi dikenal dan dipuji karena kualitas ilustrasinya dalam cerita anak-anak yang hebat ini.

Peter Hunt (1996:110) menyatakan bahwa buku ilustrasi adalah buku yang di dalamnya terdapat kombinasi antara teks lisan dan gambar ilustrasi yang memberikan asumsi bahwa gambar berkomunikasi lebih langsung daripada kata-kata, dimana gambar memudahkan pembaca memahami isi bacaan serta memberikan daya imajinasi.


Sebuah ilustrasi di dalam buku harus mendekati gambar realis dimana objek yang digambarkan harus sesuai prespektifnya, sesuai dengan pandangan mata, dimana benda jauh digambarkan kecil, benda dekat digambar besar, sedangkan bentuk harus mendekati proposional sesuai dengan objek yang digambarkan. Hal ini memudahkan pembaca memahami ilustrasi serta mengembangkan imajinasinya saat melihat ilustrasi tersebut.