Alam Male (2007:144)
menyatakan
bahwa ilustrasi diproduksi pertama kali berupa selembaran, selama paruh kedua abad ke
16. Teknik
Woodcut dengan ukiran kayu mengawali
produksi pertama ilustrasi yang kemudian berkembang menjadi sebuah buku pada
saat mesin percetakan pertama ditemukan di Jerman. Pada awal abad
ke-19 buku yang dikeluarkan pertama kali adalah buku fiksi untuk anak-anak.
Penemuan teknik
cetak litografi membuat pengembangan buku ilustrasi semakin banyak dan
innovatif, salah satu buku yang menjadi pelopor dengan ilustrasi dan tipografi
dengan kualitas baik adalah buku dari penulis Edwar Lears pada tahun 1865 berjudul “Alice
Adventures in Wonderland”. Saat pertama kali buku ini diterbitkan, Sir
John Tenniel sebagai pembuat ilustrasi menjadi dikenal dan dipuji karena kualitas
ilustrasinya dalam cerita anak-anak yang hebat ini.
Peter Hunt (1996:110)
menyatakan bahwa
buku ilustrasi adalah buku yang di dalamnya terdapat kombinasi antara teks lisan dan
gambar ilustrasi yang memberikan asumsi bahwa gambar berkomunikasi lebih langsung
daripada kata-kata, dimana gambar memudahkan pembaca memahami isi bacaan serta
memberikan daya imajinasi.
Sebuah ilustrasi
di dalam buku harus mendekati gambar realis dimana objek yang digambarkan harus
sesuai prespektifnya, sesuai dengan pandangan mata, dimana benda jauh
digambarkan kecil, benda dekat digambar besar, sedangkan bentuk harus mendekati
proposional sesuai dengan objek yang digambarkan. Hal ini
memudahkan pembaca memahami ilustrasi serta mengembangkan imajinasinya saat
melihat ilustrasi tersebut.